“Bertambah Umur, Bertambah Keimanan?”


Dulu, waktu kecil, aku sangat cengeng sekali. Sensitif. Selalu, apa-apa yang terjadi, pasti dipikirin. Tapi aku menikmati masa-masa itu, kini menjadi cerita, yang menarik untuk dibahas.
Aku si gampang nangis. Nangis kalau liat orang yang nangis. Nangis kalau ada masalah sama temen. Nangis kalau nilai ujian jelek. Nangis kalau ‘dimarahi’ mamah. Nangis kalau ngga bisa nonton film di TV yang pengen banget buat ditonton. Dll.
Tangisan-tangisan itu ternyata mengandung banyak  hikmah di dalemnya. Dengan menangis, aku auto lebih deket sama Allah. Setiap abis sholat, aku pasti nangis meluapkan semua isi hati dilanjut do’a dan baca kitab suci. Dan ternyata nangisnya itu nikmat. Nangis di atas sajadah itu bener-bener bisa membuat semuanya lebih baik. Rasanya hati bisa lebih tenang.
Semakin dewasa, apakah semuanya tetap seperti itu?
Guys. Ternyata tidak. Aku berubah. Aku sadar, saat ini.
Aku berubah bukan menjadi tambah baik, tapi buruk. Menurutku. Itulah yang aku rasakan.
Setelah sekarang ngampus di tahun ke dua, aku merasa akhir-akhir ini selalu resah gelisah, tidak sedih dan tidak senang. Kadang aku merasa aku sedih, tapi susah buat ngeluarin air mata. Kadang aku merasa senang, tapi tidak ada yang bisa dijadikan alasan kenapa aku senang.
Aku sadar. Ternyata ada sesuatu terjadi sama diri aku yang merubah kebiasaan kecil yang baik berubah menjadi sebaliknya.
Aku merasa ketika aku mendapat masalah aku tidak langsung ‘berlari’ ke Allah. Tapi aku berlari pada diriku sendiri. Aku mengendalikannya. Dan itu salah. Menurutku.
Pengendalian yang berlarut-larut menjadikan aku jauh dari Allah. Setelah sholat sajadahku dilipat, Quranku tak dibaca.
Sebenarnya ini menjadi peringatan. Bagaimana kemudian aku sadar dan segera memperbaikinya. Ternyata dengan bertambahnya umurku ini tidak lantas bertambah juga keimananku. Iman itu naik turun. Aku pernah belajar, kalau iman kita turun kita harus bisa menaikkan grafik keimanan kita. Saat turun pun seharusnya tidak turun drastis. Buatlah grafik keimanan yang terus menerus naik, meskipun di dalamnya terdapat penurunan.
Yo.
Salam gabut.
Bye.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malunya “Pingsan di Gedung Tempat Ngampus"

Kali Ini Aku Bicara “Tentang Cinta"