“Terkadang Seseorang Perlu Untuk Kecewa”

Huehueeeeeeeeeeeeeeee!

Siapa di sini yang ngga pernah kecewa?!?! Itu sih belum merasakan ‘hidup’ cuy. Ye gakssss.
#AllAboutBalance
Kecewa itu perlu, menurutku. Dengan kecewa kita bisa mengintropeksi kesalahan dalam diri. Tentunya, agar jadi manusia yang lebih baik lagi.
Kecewa sama temen, kecewa sama nilai ujian, kecewa sama hasil kerja, kecewa sama flatform, Kecewa sama sistem, kecewa sama atasan, kecewa sama bawahan, kecewa sama pasangan, kecewa sama benda, sampe-sampe kecewa sama dosen yang kecewa sama kita…… hayo.. ngerti gaL pokonya kecewa itu sesuatu yang perlu hadir. Dari beberapa jenis kecewa di atas (wadawww, hahaha) yang aku sebutkan pertama adalah kecewa sama temen. Itulah yang akan dibahas!

Akhir-akhir ini bukan berarti aku lagi kecewa sama temen ye, ini karena mungkin kecewa sama temen udah jadi hal yang biasa dalam hidup, beda kalau kecewa sama pasangan, kan diriku belum punya pasangan… Netral saja lah.
Kembali lagi, kecewa itu perlu. Aku pernah dengar kalau kecewa itu terjadi karena ekspektasi yang diharapkan sangat berbeda dengan realita yang terjadi. Itu hal yang wajar, karna kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan, apa yang terjadi satu detik, satu menit, satu jam, satu hari, satu bulan, satu tahun berikutnya bisa jadi berubah dengan apa yang telah kita rancang. Who knows?
Kecewa bisa menjerumuskan kita pada hal yang baik atau buruk. Tergantung seseorang menyikapinya. #sebenernyaakulagimenyemangatidirisendiri ok. Hal yang baik tentu ada pada orang yang positive thinking. Hal yang buruk bisa terjadi sama orang yang negative thinking, balik lagi, ini opiniku yaa temans. 
Jadi….. pintar-pintarlah kita untuk tidak terlalu kecewa berlebihan sehingga membuat diri kita merasa buruk dan berakhir tidak baik. #AllAboutBalance seimbanglah, kecewa perlu, tapi kecewa-kecewa amat  juga ga boleh. Ok. Ya gitu deh. Intinya mah, hashtag kudu bangkit #kudubangkit.
Hatur nuhun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malunya “Pingsan di Gedung Tempat Ngampus"

Kali Ini Aku Bicara “Tentang Cinta"

“Bertambah Umur, Bertambah Keimanan?”